Selasa, 13 Juli 2010

TUGAS KEPALA RUANG, PERAWAT PRIMER, PERAWAT ASOSIAET

URAIAN TUGAS KEPALA RUANG, PERAWAT PRIMER, PERAWAT ASOSIAET


I. KEPALA RUANGAN
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.
Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan.
b. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai kebutuhan.
c. Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
a.. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat.
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat.
d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan/standar.
e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di ruang rawat.
f. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang berada diwilayah tanggug jawabnya.
g. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah.
h. Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai kebuthan pasien agar tercapai pelayanan yang optimal.
i. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan lain yang diperlukan diruang rawat.
j. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
k. Mempertangungjawabkan pelaksanan inventarisasi peralatan.
l. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya, meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.
m. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan, serta menyampikan kepada staf untuk melaksanakannya.
n. Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
o. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keadaanya dan menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
p. Mejaga perasan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
q. Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam batas kewenangan.
r. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
s. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar. Untuk tindakan perawatan selanjutnya.
t. Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain, seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan kepala unit di RS.
u. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberikan ketenangan.
v. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
w. Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan diitnya.
x. Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
y. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan, serta kegiatan lain di ruang rawat.

3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi :
a. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
b. Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan.
c. Mengawasi dan mengendalaikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien,
d. Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.
II. PERAWAT PRIMER
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain.
5. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.
6. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat
7. Membuat jadwal perjanjian klinik.
8. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu.
9. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
10. Mengikuti timbang terima
11. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif
12. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
13. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas.
14. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun perawat blain.
15. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
16. Menerima dan menyesuaikan rencana.
17. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
18. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat.
19. Membuat jadual perjanjian klinik.
20. Mengadakan kunjungan rumah.
21. Melaksanakan sentralisasi obat.
22. Mendampingi visite.
23. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan perawat associate.
24. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan.

III. PERAWAT ASOSIATE
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada klien.
Tugas Pokok
A. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan sentuhan kasih sayang.
1. Melaksanakan tindakan perawtan yang telah disususun.
2. Mengevalusai tindakan keperawatan yang telah diberikan.
3. Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien pada catatan perawatan.
B. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab.
1. Pemberian obat.
2. Pemeriksaan laboratorium.
3. Persiapan klien yang akan dioperasi.
C. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik , mental, dan spiritual dari klien, :
1. Memelihaara kebersihan klien dan lingkungan.
2. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan ketenangan.
3. Pendekatan dengan komunkasi terapiutik.
D. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan perawatan dan pengobatan serta diagnostik..
E. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannnya.
F. Memberi pertolongan segera pada kien gawat atau sakaratul maut.
G. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksaaan ruangan secara administratif.
1. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
2. Sensus harian dan formulir.
3. Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
H. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.
I. Menciptkan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan ruangan.
J. Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian.
K. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya.
L. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
M. Membuat laporan harian.
N. Mengikuti timbang terima.
O. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
P. Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer
Q. Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan perawat primer.
R. Melakukan evaluasi formatif.
S. Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien.
T. Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada perawat primer.

LAPORAN PENDAHULUAN "PERAWAT PRIMER"

LAPORAN PENDAHULUAN
PERAN SEBAGAI PRIMARY NURSE (PN) 1 KAMAR 4 RUANG LAVENDER
TANGGAL 19 FEBRUARI 2010
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PURBALINGGA



A. Pendahuluan
Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk merencanakan, mengatur dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan.
Metode TIM mengupayakan tujuan dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. Metode penugasan primer merupakan model praktek keperawatan professional dimana perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap ashuan keperawatan klien dimulai klien masuk sampai keluar RS. Metode ini mendorong praktek kemandirian perawat karena terdapat kejelasan antara pembuat rencana asuhan perawatan dan pelaksana asuhan keperawatan.
Primary Nurse (PN) bertanggung jawab membuat perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan untuk semua pasien yang ada di bawah tanggung jawab timnya. Anggota tim melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien sesuai perencanaan yang telah dibuat oleh PN. Tujuan perawatan ini adalah memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan sejumlah staff yang tersedia seperti PA. Secara rinci, tugas dari PN adalah sebagai berikut :
a. Melakukan koordinasi dengan disiplin lain
b. Menerima dan melakukan operan tugas
c. Membagi tugas kepada anggota sesuai kemampuan dan beban kerja
d. Menyusun rencana keperawtan
e. Memberikan asuhan keperawatan
f. Secara periodik memonitor dan mengevaluasi asuhan yang diberikan baik oleh perawat maupunn tim kesehatan lain
g. Memodifikasi rencana asuhan sesuai dengan kondisi pelayanan
h. Melakukan delegasi tugas
i. Memberikan reward pada anggota
j. Memonitor dan mengevaluasi kinerja anggota.
Sedangkan tugas PA adalah sebagai berikut :
a. Bekerja sama dengan perawat pelaksana lain
b. Mengikuti dan melaksanakan operan tugas
c. Menerapkan komunikasi terapeutik dalam setiap tindakan
d. Memberikan asuhan keperawatan sesuai rencana keperawatan
e. Mengevaluasi setiap tindakan yang dilakukan
f. Melakukan pendokumentasian sesuai dengan format yang tersedia

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan praktek klinik model MPM sebagai PN diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan pengelolaan asuhan keperawatan pada klien secara profesional dan komprehensif.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu mengaplikasikan fungsi Primary Nurse yaitu:
a. Menerima dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama peraktek
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disipin ilmu lain (kolaborasi).
e. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.

C. Pengorganisasian
Kepala Ruang : Made Suandika, S.Kep
Primary Nurse (PN) 1 : Wening Marsudi Astuti, S.Kep
Primary Nurse (PN) 2 : Ucip Sucipto, S.Kep
Perawat pelaksana (PA) 1 : Ryan Hara Permana, S.Kep & Eris Rismayanto, S.Kep
Perawat pelaksana (PA) 2 : Rini Astuti, S.Kep

RENCANA KEGIATAN KEPALA RUANG

RENCANA KEGIATAN
KEPALA RUANG LAVENDER
RSUD PURBALINGGA
18 FEBRUARI 2010

A. Visi dan Misi
Visi :
Menjadikan Ruang Lavender sebagai ruang rawat yang aman dan nyaman berlandaskan pada pemberian asuhan keperawatan yang holistik.
Misi :
- Meningkatkan kebersihan dan kerapihan ruangan
- Melindungi klien, pengunjung dan tenaga medis dari resiko infeksi nosokomial (INOS)
- Meningkatkan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
- Memberikan asuhan keperawatan yang optimal dari tahap preinteraksi, interaksi, terminasi dan dokumentasi
- Mengutamakan kepentingan pasien

B. Pendahuluan
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dengan pengelolaan sekelompok perawat dengan menggunakan fungsi manajemen sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan secara optimal kepada klien, untuk itu manajemen keperawatan pelu mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan.
Asuhan keperawatan profesional adalah asuhan keperawatan yang diberikan secara komprehensif kepada klien yang nantinya akan mencerminkan mutu dan kualitas dari perawat. Salah satu asuhan keperawatan yang dapat diberikan kepada pasien adalah menciptakan lingkungan pasien bersih dan rapi, sehingga pasien akan merasa nyaman dan dapat mempercepat proses kesembuhan.




C. Perencanaan dan Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi
Kepala ruang : Wening Marsudi Astuti, S.Kep
Ketua Tim 1 : Ryan Hara Permana, S.Kep
Ketua Tim 2 : Made Suandika, S.Kep
PA 1 : Rini Astuti, S.Kep dan Eris Rismayanto, S.Kep
PA 2 : Ucip Sucipto, S.Kep

2. Jadwal Dinas
Dinas Pagi :
• Wening Marsudi Astuti, S.Kep
• Ryan Hara Permana, S.Kep
• Made Suandika, S.Kep
• Rini Astuti, S.Kep
• Eris Rismayanto, S.Kep
• Ucip Sucipto, S.Kep
Dinas Siang
• Erna Tri Andini, S.Kep
• Umy Kartika, S.Kep
• Neti Yuniarti, S.Kep
• Anisah Dwi Islaely, S.Kep
• Siti Aspu’ah, S.Kep

3. Pasien
Jumlah pasien kamar 4 : 6 orang
Jumlah pasien kamar 5: 5 orang
Jumlah pasien sebanyak 11 orang, dengan kriteria :
a. Minimal care 2 orang
b. Partial care 6 orang
c. Total care 3 orang

Perhitungan kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan :
Pagi : minimal 2 x 0,17 = 0,34
partial 6 x 0,27 = 1.62
total 3 x 0,36 = 1,08
Jumlah = 3,04
Siang : minimal 2 x 0,14 = 0,28
partial 6 x 015 = 0,90
total 3 x 0,30 = 0,90
Jumlah = 2,08

Malam : minimal 2 x 0,10 = 0,20
partial 6 x 0,7 = 0,42
total 3 x 0,20 = 0,60
Jumlah = 1,22

Jadi kebutuhan perawat dalam 24 jam adalah 3,04 + 2,08+ 1,22= 6,24 atau 6 orang.
Kesimpulan kebutuhan jumlah tenaga perawat pagi 3,08 = 3 orang
siang 2,08= 2 orang
malam 1,22= 1 orang
BOR = 11/11 x 100% = 100%

4. Rencana Kegiatan
a. Pengontrolan kebersihan dan kerapihan ruang rawat inap
b. Meminimalisir resiko infeksi nosokomial, dengan memberlakukan aturan:
- Penggunaan alat perlindungan diri (APD) yang maksimal bagi tenaga medis
- Untuk klien dengan penyakit menular, pengukuran tekanan darah harus dilapisi plastik, dan alat yang telah digunakan dicuci dengan alkohol 70%.
- Melarang anak-anak dibawah 10 tahun memasuki ruang rawat.
c. Peningkatan tingkat kenyamanan klien:
- Pengontrolan jumlah pengunjung, maksimal 2 orang
- Satu pasien satu orang penunggu
- Tidak memperkenankan pengunjung untuk tidur/duduk dilantai ruang rawat
- Pemasangan pengharum ruangan
d. Peningkatan komunikasi terapeutik:
- Perawat atau tenaga medis lain hendaknya selalu memperkenalkan diri kepada klien, terutama klien baru.
- Memanggil klien dengan namanya.
e. Pemeriksaan vital sign dilakukan setiap saat minimal satu sift satu kali.

D. Tugas dan Tanggungjawab
1. Perencanaan
a. Menunjuk perawat primer dan perawat asosiet serta tugasnya masing-masing
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu perawat primer
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh perawat primer
e. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap klien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan:
- Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
- Membimbing penerapan proses keperawatan
- Menilai asuhan keperawatan
- Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
- Memberikan informasi kepada pasien/keluarga yang baru masuk
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan Rumah Sakit

2. Pengorganisasian
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b. Merumuskan tujuan metode penugasan
c. Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiet secara jelas
d. Membuat rencana kendali, kepala ruangan membawahi 2 perawat primer dan perawat primer membawahi 2 perawat asosiet
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari.
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
g. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek
h. Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada di tempat kepada perawat primer
i. Mengembangkan kemampuan anggota
j. Menyelenggarakan konferensi

3. Pengarahan
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer
b. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan baik
c. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan keperawatan klien
e. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
f. Meningkatkan kolaborasi

4. Pengawasan
a. Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
b. Melalui supervisi:
- Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat ini
- Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilakukan (didokumentasikan), mendengar laporan dari perawat primer

c. Evaluasi
- Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama
- Audit keperawatan

















TIMBANG TERIMA (OPERAN)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SISTEM TIMBANG TERIMA

A. Definisi
Timbang terima ( operan ) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan klien.

B. Tujuan
1. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
2. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
3. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim perawat.
4. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan.

C. Manfaat
1. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat pada shift berikutnya.
2. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan keadaan klien yang sebenarnya.
3. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum terungkap.

D. Metode Pelaporan
1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung kepada perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan rencana keperawatan.
2. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu persatu.

E. Prosedur Pelaksanaan
1. Kedua kelompok dinas sudah siap.
2. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa perawatan ( tanggung jawab )
3. Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
4. Hala-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
a) Identitas klien dan diagnosa medis.
b) Masalah Keperawatan yang masih muncul.
c) Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan ( secara umum )
d) Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan.
e) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain, persiapan untuk konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.
f) Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.
5. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan atau berhak terhadap keterangan-keterangan yang kurang jelas.
6. Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
7. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit,kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.

F. Hal-hal yang perlu Diperhatikan
1. Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati.
2. Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
4. adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien.
6. Timbang terima harus berorientasi pada masalaha keperawatan yang ada pada kliwn, dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari masalahnya terlebih dahulu ( setelah diketahui melalui pengkajian ), baru kemudian terhadap tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan serta perkembangan setelah dilakukan tindakan.
7. Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan volume suara yang pelan dan tegas ( tidak berbisik ) agar klien disebelahnya tidak mendengarkan apa yang dibicarakan untuk menjaga privacy klien, terutama mengenai hal-hal yang perlu dirahasiakan sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat klien.
8. Bila ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya jangan dibicarakan didekat klien tetapi diruang perawat.

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)
Pra Interaksi :
 Mencari Informasi ttg nama,umur,alamat& riw.Medis
 Mempelajari catatan status Kesehatan klien
 Menjelaskan pd PA ttg klien baru yg akn mjd t.jawab tim
 Menginformasikan Dr/Tim Kes lainnya yg b’T.Jawab trhadap Kes Klien
 Menyiapkan diri untuk interaksi
1. ORIENTASI PASIEN BARU :
Orientasi pasien baru merupakan kontrak antara perawat dan klien / keluarga dimana terdapat kesepakatan antara perawat dengan klien/keluarganya dalam memberikan Asuhan keperawatan.Kontrak ini diperlukan agar hubungan saling percaya antara perawat dan klien / keluarga dapat terbina ( Trust )
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Orientasi dilakukan saat pertama kali oleh klien datang ( 24 jam pertama ) dan kondisi klien sudah tenang.
b. Orientasi dilakukan oleh PP.Bila PP tidak ada PA dapat memberikan orientasi untuk klien dan keluarga, selanjutnya orientasi harus dilengkapi kembali oleh PP sesegera mungkin.Hal ini penting karena PP yang bertanggung jawab terhadap semua kontrak atau orientasi yang dilakukan
c. Orientasi diberikan pada klien dan didampingi anggota keluarga yang dilakukan dikamar klien dengan menggunakan format orientasi.Selanjutnya klien diinformasikan untuk membaca lebigh lengkap format orientasi yang ditempelkan dikamar klien
d. Setelah orientasi , berikan daftar nama tim atau badge kepada klien dan keluarga kemudian gantungkan daftar nama tersebut pada laci klien
e. Orientasi ini diulang kembali minimal setiap dua hari oleh PP atau yang mewakili, terutama tentang daftar nama tim yang sudah diberikan , sekaligus menginformasi kan perkembangan kondisi keperawatan klien dengan mengidentifikasi kebutuhan klien.
f. Pada saat penggantian dinas ( dikamar klien ),ingatkan klien nama perawat yang bertugas saat itu,bila perlu anjurkan klien atau keluarga melihat pada daftar nama tim.

2. OPERAN / TIMBANG TERIMA
Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan kedaan klien, bertujuan :
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
b. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya
c. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.

3. PROSEDUR TIMBANG TERIMA
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
a. Persiapan
1) Kedua kelompok dalam keadaan siap
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
b. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung jawab:
1) Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan
2) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya

Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medik
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4) Intervensi kolaborasi dan dependensi
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.
Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas. Penyampaan pada saat timbang terima secara singkat dan jelas. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara langsung melihat keadaan kien.

4. KONFRENSI :
Konfrensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.Konfrensi dilakukan setelah melakukan operan dinas ,sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas PP.Konfrensi sebaiknya dilakukan ditempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar, Konfrensi bertujuan untuk :
a. Membahas masalah setiap klien berdasarkan renpra yang telah dibuat oleh PP
b. Menetapkan klien yang menjadi tanggung jawab masing – masing PA
c. Membahas rencana tindakan keperawatan untuk setiap klien pada hari itu.Rencana tindakan didasarkan pada renpra yang ditetapkan oleh PP
d. Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap klien yang menjadi tanggung jawabnya.
Kegiatan dalam Konfrensi :
a. Keadaan Umum Klien
b. Keluhan Utama
c. TTV dan Kesadaran
d. Hasil pemeriksaan Laboratorium/diagnostik terbaru
e. Masalah Keperawatan
f. Renpra hari ini
g. Perubahan terapi medis
h. Rencana Medis
PP mendiskusikan dan mengarahkan PA tentang masalah yang terkait dengan keperawata lien meliputi :
a. Keluhanklienyangterkaitdengan elayanan,seperti:keterlambatan,kesalahan pemberian makan,kebisingan pengunjung lain,ketidakhadiran dokter yang dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infus
c. Ketepatan pemantauan asupan haluaran cairan (I/O )
d. Ketepatan pemberian oral atau injeksi
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
f. Ketepatan Dokumentasi.

5. RONDE KEPERAWATAN
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk mermbahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus terntentu harus dilakukan oleh penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim.
Karakteristik :
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
Tujuan :
a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis
b. Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien
c. Meningkatkan vadilitas data klien
d. Menilai kemampuan justifikasi
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
f. Meningkatkan kemampuan untuk emodifikasi rencana perawatan.

Peran Perawat primer dan perawat asosiet
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
a. Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
d. Menjelaskan tindakan selanjtunya
e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
Peran perawat primer lain dan atau konsuler
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta,tindakan yang rasional,
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
Pesiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
b. Pemberian informed consent kepada klien/keluarga
Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan 2). pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b. Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan
c. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan
Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menerapkan tindakan yang perlu dilakukan.


DAFTAR PUSTAKA
Nining, 2008, Sistematika Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP), http://ns-nining.blogspot.com/2008/10/manajemen-keperawatan-model-praktek_6215.html
Sitorus Ratna, Yulia, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan Implementasi,. EGC, Jakarta
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit,. EGC, Jakarta

RONDE KEPERAWATAN

RONDE KEPERAWATAN

1. Pengertian :
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk mermbahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus terntentu harus dilakukan oleh penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim.

Karakteristik :
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

2. Tujuan :
a. menumbuhkan cara berfikir secara kritis
b. Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien
c. Meningkatkan vadilitas data klien
d. Menilai kemampuan justifikasi
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
f. Meningkatkan kemampuan untuk emodifikasi rencana perawatan.

3. Peran
a. Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
1). Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
2) Menjelaskan masalah keperawatan utama
3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
4) Menjelaskan tindakan selanjtunya
5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

b. Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
1). Memberikan justifikasi
2). Memberikan reinforcement
3). Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional
4) Mengarahkan dan koreksi
5) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

4. Langkah-Langkah
Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Pesiapan
1). Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
2). Pemberian informed consent kepada klien/keluarga
b. Pelaksanaan Ronde
1). Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan
2). Pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan
3). Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan
4). Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan

c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menerapkan tindakan yang perlu dilakukan.

KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

Untuk memastikan bahwa staf keperawatan melaksanakan tugasnya dengan baik, manajer keperawatan harus mampu memimpin, meminta, meyakinkan, mendesak dan membujuk stafnya untuk melakukan apa yang seharusnya dikerjakan, tidak bergantung kepada kapan meraka mau melakukannya tetapi pada kapan klien dan rekan kerja memerlukan bantuan mereka, tidak berdasarkan atas kesukaan mereka tetapi pada apa yang seharusnya dilakukan demi tercapainya tujuan asuhan keperawatan.

Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh dan bimbingan yang ditujukan kepada semua staf keperawatan untuk menciptakan kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Beberapa ahli mengungkapkan pengertian kepemimpinan sebagai berikut:

1) Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa yang tidak ingin mereka lakukan dan menyukainya (Truman, dikutip dari Gillies, 1996).

2) Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya (Sullivan dan Decleur, 1989).

3) Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi anggota kelompok bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily, Lancoster dan Lancoster, 1989)

4) Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan pada perbedaan kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Gillies, 1996).

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Kepemimpinan merupakan kemampuan mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi perilaku orang lain.

2. Kepemimpinan diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

3. Kepemimpinan dapat berjalan bila ada perbedaan kekuasaan atau wewenang antara pemimpin dan anggota organisasi yang dipimpinnya.

B. TEORI KEPEMIMPINAN

1. Teori Bakat

Teori ini menyatakan bahwa seseorang dilahirkan dengan bakat pimpinan yang tidak dapat dipelajari. Kemampuan seorang pemimpin ditentukan oleh bakat, intelegensi, stabilitas emosi dan kebugaran fisik.

2. Teori Perilaku

Douglas Mc Gregor mengemukakan bahwa para pimpinan organisasi birokratis menganut asumsi tentang sifat alami manusia yang oleh Mc Gregor disebut Teori X. Asumsi tersebut adalah:

1) Rata-rata individu memiliki ketidaksukaan pada pekerjaan dan akan menghindarinya sewaktu ada kesempatan.

2) Rata-rata individu memilih diarahkan dengan harapan menghidari tanggung jawab dan lebih tertarik kepada insentif materi daripada prestasi diri.

3) Karena manusia tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dikendalikan, diancam dan dipaksa untuk mengerahkan usaha yang cukup untuk mencapai tujuan organisai.

Mc Gregor mempertanyakan asumsi tersebut dengan mengajukan asumsi yang berbeda (Teori Y) agar dapat mendorong pekerja untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara utuh. Asumsi teori Y adalah:

1) Pengeluaran usaha fisik dan mental dalam bekerja harus seimbang dengan istirahat atau hiburan.

2) Manusia akan membiasakan kontrol diri dan mengarahkan diri untuk mencapai tujuan-tujuan yang dipatuhinya secara pribadi.

3) Rata-rata individu belajar di bawah kondisi yang sesuai untuk mencari dan menerima tanggung jawab.

4) Kapasitas untuk menerapkan imajinasi dan kreatifitas terhadap pemecahan masalah-masalah organisasi secara lebih luas terbagi di antara para pekerja.

C. GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai penampilan atau karakteristik khusus dari suatu bentuk kepemimpinan (Follet, 1940; dikutip dari Gillies, 1996). Ada 4 (empat) gaya kepemimpinan yang telah dikenal yaitu: otokratis, demokratis, partisipatif dan laissez faire (Gillies, 1996).

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis:

Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan sendiri semua perencanaan tujuan dan pembuatan keputusan dan memotivasi bawahan dengan cara paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis:

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama.

3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif:

Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan bersama antara gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis dengan cara mengajukan masalah dan mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian mengundang kritikan, usul dan saran bawahan. Dengan mempertimbangkan masukan tersebut, pimpinan selanjutnya menetapkan keputusan final tentang apa yang harus dilakukan bawahannya untuk memecahkan masalah yang ada.

4. Gaya Kepemimpinan Laisses Faire:

Gaya kepemimpinan laisses faire dapat diartikan sebagai gaya “membiarkan” bawahan melakukan sendiri apa yang ingin dilakukannya. Dalam hal ini, pemimpin melepaskan tanggung jawabnya, meninggalkan bawahan tanpa arah, supervisi atau koordinasi sehingga terpaksa mereka merencanakan, melakukan dan menilai pekerjaan yang menurut mereka tepat.

Selanjutnya dapat dikemukan bahwa keempat gaya kepemimpinan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Setiap gaya kepemimpinan bisa efektif dalam situasi tertentu tetapi tidak efektif dalam situasi lainya (Tannenbaum dan Schmit, 1973; dikutif dari Gillies, 1996). Faktor yang menetukan efektifitas gaya kepemimpinan secara situasional meliputi: kesulitan atau kompleksitas tugas yang diberikan, waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tugas, ukuran unit organisasi, pola komunikasi dalam organisasi, latar belakang pendidikan dan pengalaman pegawai, kebutuhan pegawai dan kepribadian pemimpin (Gillies, 1996).

D. PEMIMPIN YANG EFEKTIF

Tidak ada gaya atau karakteristik kepemimpinan yang dpat dikatakan efektif tanpa mempetimbangkan situasi kultural, situasi kerja dan kebutuhan pekerja yang terus-menerus berubah dari waktu ke waktu. Karakteristik kepemimpinan yang efektif dikemukan oleh beberapa ahli sebagai berikut:

1. Fiedler (1977), dikutif dari Gillies (1996) menyatakan bahwa kepemimpinan dapat berjalan efektif bila:

1) Kepemimpinan berganti dari satu orang ke orang lain dan berganti dari satu gaya ke gaya lainnya seiring dengan terjadinya perubahan situasi kerja.

2) Pemimpin sebaiknya berasal dari anggota kelompok kerja, mengenal situasi kerja dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibanding anggota kelompok kerja lainnya.

2. Bennis menyatakan bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memenuhi karakteristik sebagai berikut:

1) Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia.

2) Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.

3) Mempunyai kempuan menjalin hubungan antar manusia.

4) Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan untuk mengenal orang lain dengan baik.

3. Swanburg (1990) menyatakan bahwa karakteristik pemimpin yang efektif adalah sebagai berikut:

1) Intelegensi (pengetahuan, pendapat, keputusan, berbicara)

2) Kepribadian (mudah adaptasi, waspada, kreatif, kerjasama, integritas pribadi yang baik, keseimbangan emosi dan tidak ketergantungan kepada orang lain)

3) Kemapuan (bekerjasama, hubungan antar manusia dan partisipasi sosial).

E. HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN

Kepemimpinan dan kekuasaan adalah dua hal yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Kepemimpinan dapat dijalankan hanya bila pada diri pemimpin terdapat kekuasaan karena jabatan yang diembannya dan penerimaan atau pengakuan bawahan atas perannya sebagai pemimpin (Gillies, 1996). Kekuasaan seorang pemimpin dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Reward power atau kekuasaan memberikan penghargaan terhadap bawahan baik berupa insentif material, memenuhi permintaan rotasi tugas atau kesempatan untuk mengikuti program pengembangan staf.

2. Coecieve power atau kekuasaan untuk menerapkan perintah atau hukuman secara paksa kepada bawahan berupa penurunan atau penundaan kenaikan pangkat, skorsing maupun pemecatan.

3. Referent power merupakan kemampuanan untuk menjadi panutan bawahan sehingga dapat menimbulkan kebanggaan dan upaya bawahan untuk mengidentifikasikan diri sesuai dengan pemimpinnya.

4. Expert power merupakan kemampuan untuk meyakinkan, membimbing dan mengarahkan bawahan berdasarkan keahlian yang dimiliki seorang pemimpin.

Ruang lingkup atau batasan kekuasaan yang secara tegas ditentukan dalam jabatan tertentu dapat disebut wewenang.

F. PENERAPAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

Menurut Kron (1981), ruang lingkup kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan meliputi:

1. Perencanaan dan pengorganisasian

2. Membuat penugasan dan memberi pengarahan

3. Pemberian bimbingan

4. Mendorong kerjasama dan partisipatif

5. Kegiatan koordinasi

6. Evaluasi hasil kerja.

--oo00oo--

DAFTAR PUSTAKA

Gillies, DA. (1996), Manajemen Keperawatan, suatu Pendekatan Sistem; W.B. Saunders Company, Philadephia.

Lancoster, J. dan Lancoster, W. (1982), Change Agent as Leaders in Nursing; CV. Mosby Company, St. Louis.

Christina S.I. (1990), Pengantar Manajemen Keperawatan; Akper Padjajaran Bandung (tidak dipublikasikan).

Prayitno, S. (1997), Dasar-dasar Administrasi Kesehatan Masyarakat; Airlangga University Press, Surabaya.